RADARRIAUNET.COM: Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana kepada awak media menyampaikan konsumsi listrik PT PLN (Persero) hingga akhir 2020 diperkirakan mengalami kontraksi.
Rida mengatakan hal tersebut merupakan skenario atau perkiraan yang dibuat oleh PLN apabila pandemi covid-19 berlanjut. Ia bilang jika dampak pandemi tidak kunjung membaik, maka akan berimbas pada pertumbuhan konsumsi listrik. Padahal, pada tahun ini, pertumbuhan kebutuhan listrik ditargetkan mencapai 6,55 persen.
Melansir laman medcom, "Padahal mereka sudah buat skenario, mereka prediksi sampai Desember -6,25 persen dibandingkan dengan apa yang kita konsumsi di 2019," kata Rida dalam paparan kinerja semester I, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.
Rida menjelaskan konsumsi setrum hingga semester I masih mengalami pertumbuhan 0,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun apabila dirinci, beberapa golongan yang menjadi penopang pertumbuhan mengalami penurunan golongan pelanggan bisnis konsumsinya mengalami penurunan 6,68 persen, golongan pelanggan industri turun 7,18 persen, serta golongan pelanggan sosial turun 1,13 persen.
Sedangkan untuk golongan rumah tangga yang naik 9,84 persen karena adanya kebijakan bekerja dari rumah serta golongan layanan khusus yang naik 43 persen serta pemerintah masih tumbuh satu persen.
"Traksi dan layanan khusus naik karena adanya MRT serta kawasan khusus industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK) baru," ujar Rida.
Mengacu data Kementerian ESDM, realisasi konsumsi listrik hingga Juni kemarin tercatat sebesar 118,44 terawatt hour (TWh). Sementara berdasarkan data PLN, konsumsi selama enam bulan pertama di 2019 mencapai 117,31 TWh.
Untuk membantu mendongkrak konsumsi, setelah memberikan keringanan tagihan kepada rumah tangga dan UMKM, Rida menyebutkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp3,07 triliun untuk stimulus bagi pelanggan sosial, industri, dan bisnis. Bantuan ini berupa relaksasi ketentuan rekening minimum 40 jam nyala dan pembebasan abonemen untuk golongan di bawah 1.300 VA.
Selain itu, juga dengan memfasilitasi kebutuhan smelter. Rida bilang terdapat 35 pengusaha smelter yang sudah melakukan kontrak jual beli listrik dengan PLN dengan kapasitas 3,5 gigawatt (GW). Kemudian juga dengan mendorong pengembangan wilayah kawasan ekonomi khusus (KEK) dan industri.
"Potensi demand pengembangan wilayah ekonomi khusus, pengembangan industri ini kita identifikasi sekiranya mereka perlu pasokan listrik dari PLN, ada beberapa yang memang bangun sendiri," jelas Rida.
RRN/Lex Hrf